TRIBRATANEWSPOLRESINDRAMAYU,-- Tiga titik tanggul Sungai Cipanas di Kecamatan Losarang dalam kondisi kritis, berpotensi jebol. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran menyusul semakin tingginya curah hujan.
Sepekan terakhir, kondisinya tambah mengkhawatirkan karena debit air sempat meninggi akibat intensitas hujan tinggi, merata dari wilayah hulu sampai hilir.
Melihat kondisi kritis tanggul, Polsek Losarang bersama aparat kecamatan dan desa turun ke lapangan. Mereka lakukan pemantauan lalu melakukan upaya pencegahan dengan cara memperkuat tanggul kritis tersebut.
Salah satunya adalah lokasi pintu air yang ambruk akibat tanggul longsor di Desa Rajaiyang. “Iya, ini sudah terjadi longsor makanya harus segera diperbaiki untuk menghindari tanggul ini jebol dan menimbulkan bencana banjir,’ ujar Kuwu (Kepala Desa) Rajaiyang, Carti, Kamis, 18 November 2021.
Ia menjelaskan, tanggul yang longsor di lokasi itu kini membentuk tebing curam sedalam 6 meter. Panjang tanggul yang longsornya lebih dari 10 meter.
Kapolsek Losarang, Kompol Mashudi yang ada di lokasi tersebut menyatakan, pihaknya akan mengerahkan warga setempat untuk bergotong royong melakukan perbaikan darurat.
Sebagai langkah antisipasi, kata dia, tanggul yang longsor akan dipasang pagar pengaman dan cerucuk bambu. “Pokoknya kami akan perbaiki sebisa dan semampu kami. Tentu saja sambil menunggu perbaikan permanen oleh otoritas yang berwenang,” tegas Mashudi.
Selain di Desa Rajaiyang, hasil pantauan Polsek Losarang, imbuh Mashudi, juga ada dua lokasi lain yang mengalami kondisi serupa. Dua tanggul kritis lainnya terdapat di belakang sebuah Desa Santing dan Blok Surna Desa Puntang.
Ia menjelaskan, kondisi tanggul di Blok Surna mengalami keretakan selebar 2 meter. Hal itu dipicu adanya bagian alur sungai yang mengalami sedimentasi tinggi.
Akibatnya aliran air sungai terhambat sehingga mendorong tanggul pada sisi lain.
Tak kalah serius, kondisi tanggul di Desa Santing malah telah mengalami rembesan. Jika dibiarkan, tanggul dipastikan jebol.
Lokasi tanggul kritis di Desa Santing ini juga pernah menimbulkan banjir besar yang merendam permukiman dan jalan utama Pantura pada Februari 2021 lalu. (*)